Berita  

Mengenal Covid-19 Varian Delta di Kudus yang Mematikan

Beritasepuluh.net – Sebaran virus covid-19 di beberapa tempat di Indonesia mengalami lonjakan yang sangat menghawatirkan.

Kejadian seperti ini sebenarnya yang sangat diantisipasi sebelumnya, kenapa pemerintah dengan tegas melarang adanya aktifitas mudik selama lebaran 2021 kemarin.

Menjadi konsen penanganan pemprov Jawa Tengah saat ini, untuk segera menyelesaikan ledakan Covid-19 seperti di Kudus, Pati, Jepara, dan Grobogan, yang perlu penangan secara khusus.

Apalagi di Kudus diketemukan varian baru virus Covid-19, yaitu varian yang dominan terutama adalah B.1.617.2 atau varian Delta yang pertama kali ditemukan di India dan varian B.1.1.7 atau Alpha yang pertama diidentifikasi di Inggris.

Dari sekian banyak varian baru hasil mutasi virus SARS-CoV-2, varian Delta disebut paling mudah menular. Varian Delta atau dikenal juga dengan virus corona B.1.617.2 pertama kalinya ditemukan di India pada Oktober 2020.

Dilansir dari nymag.com, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa ini adalah varian paling menular yang memicu gelombang pandemi di berbagai negara.

Para ilmuwan dari India menyebutkan, varian Delta disebut 50 persen lebih menular daripada varian Alpha atau varian pertama virus corona. Itulah sebabnya para ilmuwan percaya itu menjadi varian dominan secara global.

Salah satu kekhawatiran yang timbul dari strain Delta adalah kemampuan infeksinya yang disebut lebih mudah menyerang usia anak-anak.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, dari 34 spesimen dari Kudus yang diperiksa menggunakan teknik whole genome sequencing (WGS), 28 di antaranya positif varian Delta, bahkan menurut keterangan gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, sampai dengan 14 Juni 2021 kemarin, jumlahnya jauh lebih banyak yang dinyatakan positif terjangkit virus covid-19 varian Delta ini, yaitu 62 orang.

Mengutip dari NBC Miami (10/6/2021), gejala dari infeksi virus corona varian Delta tak jauh berbeda dari gejala yang ditimbulkan oleh infeksi virus asalnya. Namun, pada infeksi varian Delta, gejala-gejala tersebut akan menjadi lebih parah dan disebut lebih sulit ditangani melalui penanganan medis.

Gejala virus corona varian Delta, sebagaimana disampaikan oleh profesor kedokteran darurat dan kesehatan internasional di Johns Hopkins Universiy, Dr. Bhakti Hansoti, di antaranya, sakit perut, hilangnya selera makan, muntah, mual, nyeri sendi, dan gangguan pendengaran.

Dalam kebanyakan kasus, pasien yang terinfeksi virus ini juga membutuhkan perawatan medis di rumah sakit, bahkan memerlukan bantuan oksigen dan menderita komplikasi lain.

Di tempat terpisah, dokter penyakit menular di Apollo Hospital India, Abdul Ghafur, mengatakan, prevalensi gangguan pencernaan sebagai gejala yang ditimbulkan oleh infeksi varian Delta lebih besar daripada gejala serupa yang disebabkan oleh strain virus aslinya.

Berdasarkan penelitian lain, seperti yang diilansir dari The Guardian (14/6/2021), para peneliti mengungkapkan, gejala umum virus Covid-19 varian Delta antara lain, sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek, dan demam.

Seorang profesor epidemiologi genetik di King’s College London, Tim Spector, mengungkapkan, dari data yang berhasil dikumpulkan, gejala akibat varian Delta itu terasa seperti ‘flu yang berat’.

“Covid sekarang berbeda, dia lebih menyerupai flu yang parah. Orang-orang mungkin berpikir hanya mengalami flu musiman dan mereka tetap pergi ke pesta, pola pikir seperti itu akan menjadi masalah,” kata Spector. (BS/C45)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.