Kapal Tanker Milik Pertamina Terbakar di Galangan Kapal PT MOS

Beritasepuluh.net – Kebakaran kembali terjadi di PT Multi Ocean Shipyard (MOS) Karimun, Sabtu (10/7/2021) sore sekitar pukul 15.30 WIB.

Dikabarkan sebuah kapal tanker MT Ketaling milik PT Pertamina terbakar saat naik dock di perusahaan galangan kapal kawasan Desa Parit Lapis, Kelurahan Parit Benut, Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau.

Peristiwa ini merupakan yang kedua kalinya yang terjadi di PT MOS dalam kurun waktu hanya sepekan. Sebelumnya kejadian hampir serupa juga terjadi di PT MOS, Sabtu (3/7/2021) pagi sekitar pukul 10.30 WIB. Waktu itu kapal mini tanker Sukses Energi dilaporkan mengalami ledakan tanki saat dalam proses perbaikan, Sabtu (3/7/2021) lalu.

Atas kejadian beruntun itu, Dr Win Pudji Pamularso SH MA, mantan Direktur Operasi PT Pertamina Trans Continental, pun angkat bicara terkait musibah ini. Menurutnya, peristiwa kebakaran itu merupakan kelalaian.

Hal ini, menurut Dr Win Pudji Pamularso mempertegas betapa rapuhnya sistem HSE perusahaan raksasa itu dijalankan.

“Jika kapal ini telah selesai docking repair dan akan segera turun dari dry dock PT MOS kemudian ditinggalkan oleh pekerjanya baik yang di MOS maupun yang di kapal maka ini adalah puncak ketidak waspadainya terhadap kemungkinan terjadi nya kebakaran. Tidak care terhadap Safety dan kemungkinan tidak dibuatkan JSA (Jon Safety Analysis),” ungkap Dr Win Pudji Pamularso, yang juga ahli Hukum Maritim di Jakarta.

Dr Win Pudji Pamularso kembali ingatkan, ketika pekerjaan telah selesai, mestinya kemudian melakukan langkah persiapan keluar dry dock. Diantaranya harus memuat apa saja yang harus dikerjakan terkait dengan masalah Safety and Environment agar tidak terjadi accident kebakaran.

Kabel-kabel listrik harus dilepas, peralatan las dan lain lainnya harus dipindahkan pada tempatnya dan hubungan listrik diputuskan.

“Kelalaian dalam menangani masalah HSE ini dapat dipastikan menjadi penyebab bencana kebakaran, apalagi ancaman itu nyata adanya yaitu situasi hujan,” imbuhnya.

Hubungan arus pendek akan dengan cepat menimbulkan api yang membakar kabel itu sendiri, meski terbungkus plastik karena tidak mampu menahan panasnya api. Kemudian ditambah dengan banyaknya alat kerja yang mudah terbakar membuat kemungkinan terjadinya kebakaran semakin besar.

Dr Win Pudji Pamularso berharap pihak berwenang di Pertamina menyelami lagi kelalaian dan ketidak disiplinan dalam kerja baik pihak Pertamina maupun MOS membuat kapal terbakar dan harus diperbaiki kembali jika tidak dijumpai deformasi.

“Kelalaian seperti ini menunjukkan bahwa orang-orang di kedua perusahaan masih belum menguasai system HSE standar yang mesti sudah dianut di bidang usahanya. Saatnya Direksi Pertamina dimintai pertanggung jawaban dalam pengelolaan aset rakyat ini,” pungkasnya. (BS/C45)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.