Tokoh  

Obituari Birgaldo Sinaga, Posisimu di Surga Bukan Komisaris BUMN

Beritasepuluh.net – Nama Birgaldo Sinaga, adalah nama yang tak asing dikalangan pegiat media sosial. Pejuang sejak zaman Ahok sampai Jokowi. Berjuang untuk melawan radikalisme, intoleransi, ketidakadilan, dan terorisme. Perjuangan yang dibayar sampai titik darah penghabisan. Perjuangan yang tidak semua orang bisa lakukan. Tanpa pamrih.

Hembusan napas terakhirmu membuat kami sesak. Saya terisak. Sungguh. Karena saya, Youdy Ante, dan Johnson Sihombing tengah merencanakan pekerjaan besar. Bersama Birgaldo Sinaga. Di Bali. Bersama kita akan gandeng Ni Luh Jelantik. Ikon perjuangan melawan radikalisme, intoleransi. Sehabis Lebaran.

Hawa Pantai Canggu membawa kenangan tak terlupakan. Karena saat itu kenangan ke Bang Bir mengalir lewat percakapan. Tentang perjuangan meraih kehidupan. Tentang upaya melawan kaum intoleransi. Maka soal Ahok, menjadi pintu pembicaraan.

Bahwa perjuangan melawan ketidakadilan, berjuang melawan kaum intoleran, kriminalisasi terhadap Ahok adalah hal yang wajib dilawan. Dan, di situlah Birgaldo Sinaga tetap berteriak berbulan-bulan. Dia mengawal sidang Ahok. Orasi tiada henti. Ahok dipenjara.

Bang Birgaldo pula yang meminta saya ikut mengawal sidang Buni Yani di Bandung. Upaya FPI, FUI, dan gerombolan 212, melakukan setting pembebasan Buni Yani harus digagalkan. Main kayu operasi di bawah kolong langit pun kami lakukan.

Hakim di Bandung hampir membebaskan Buni Yani. Karena kekuatan mereka begitu kuat. Hakim pun ketakutan. Jaksa pun ketakutan. UU ITE pun hanya dikadali dan Buni Yani dihukum ringan.

Itu menjadi perhatian Bang Bir. Dan, saya salah satu penekan untuk memaksakan agar Buni Yani – ujung pangkal kerusuhan dan akibat jauh naiknya pembuat Anies Baswedan, dan politik identitas.

Birgaldo Sinaga tidak meminta balas. Ketika Ahok menjadi Komut BUMN, Pertamina, Bang Bir pun tak menjadi siapa-siapa. Justru dia terbuang ke kampong halamannya: Batam. Menjadi Staf Khusus Gubernur Kepri. Napas kehidupan tetap lestari. Jauh dari riuh Ibukota. Jauh dari yang dibela: Ahok.

Namun Bang Bir tetap melakukan tugas kehidupan. Tetap kritis terhadap langkah Presiden Jokowi yang dia bela. Terhadap sikap intoleran. Terhadap nasib dan ketidakadilan yang dialami kaum minoritas. Kaum minoritas patut dibela. Dan, Bang Bir ada dalam barisan paling depan. Salut.

Bang Bir akan menjadi inspirasi bagi para pejuang kemanusiaan. Hari ini Indonesia kehilangan pejuang Kemanusiaan. Birgaldo Sinaga. Kami percaya tempatmu di Surga, Bang Bir. Biar kau tidak mendapatkan hak dan penghargaan dari Ahok atau pun Jokowi, namun kini kau telah tempati Surga bersama Bapa. RIP. Dan, Tribute to Birgaldo Sinaga menunggumu. (BS/C45)

Oleh : Ninoy Karundeng

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.